Tangani Wabah Diare di Desa Sepaso Kecamatan Bengalon, Dinkes Kutim Masih Tunggu Hasil Uji Laboratorium Sampel Air
(540 Views) Agustus 11, 2015 8:39 am | Published by agp@rpdkutim | No commentSangatta. Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur saat ini terus berupaya memecahkan kasus wabah diare yang menyerang masyarakat Desa Sepaso Kecamatan Bengalon, minggu lalu. Saat ini Dinkes masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap tiga sampel air, yakni air PDAM, air Sungai Bengalon dan air depo isi ulang rumahan di Laboratorium Kesehatan Daerah di Samarinda, untuk diketahui sampel manakah yang mengandung bakteri e-coli yang menyebabkan wabah diare di Desa Sepaso Kecamatan Bengalon. Demikian diungkapkan Kepala Dinkes Kutai Timur, dr Aisyah didampingi Kabid P2PL, M Yusuf.
Dijelaskan ada beberapa faktor yang menjadi indikasi penyebaran wabah diare di Desa Sepaso yakni minimnya warga menggunakan jamban keluarga dan masih terbiasa membuang hajat di sungai. Otomatis, jika ada masyarakat yang tinggal di hulu sungai terkena diare maka masyarakat di hilir yang menggunakan air sungai untuk MCK (mandi,cuci dan kakus) serta air baku minum, juga akan terkena penyakit diare.
Selain itu dari data yang di peroleh di UPT Puskesmas Sepaso, sebanyak 36 usaha atau depo air isi ulang rumahan yang dijual warga tidak memiliki izin dan sertifikat standar dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kutai Timur. Sehingga masyarakat tidak mengetahui standar air yang digunakan apakah higienis atau tidak.
Ditambahkan Yusuf, selain tidak adanya kemampuan dari asosiaasi air isi ulang kabupaten kutai Timur untuk mensosialisasikan pentingnya standar baku mutu air isi ulang, ternyata para pemilik usaha air isi ulang ini juga minim modal jika harus melakukan pengecekan rutin standar air baku yang mereka gunakan di Laboratorium kesehatan daerah di Samarinda. Sementara laboratorium kesehatan daerah Kutai Timur hingga saat ini walaupun sudah terbentuk unit pengelola teknis dan tenaganya, namun tidak memiliki peralatan dan gedung laboratorium.
(voice)